16 JANUARI 2022

MENGAPA ANTIOKSIDAN PENTING BAGI KESEHATAN?

Setiap harinya, tubuh terpapar oleh radikal bebas, baik dari lingkungan atau makanan dan minuman yang dikonsumsi. Radikal bebas adalah atom atau molekul yang kehilangan pasangan elektronnya di permukaan kulit luarnya. Radikal bebas yang masuk dalam tubuh merusak sel-sel yang berakibat timbulnya Penyakit Jantung Koroner (PJK), kanker, katarak, dan penyakit degeneratif lainnya.

Radikal bebas dapat masuk dan terbentuk di dalam tubuh melalui beberapa hal, yaitu:

1. Melalui pernafasan

Dengan bernafas atau oksigen yang berlebihan saat olahraga terjadi reaksi yang kompleks dalam tubuh dan menghasilkan produk-produk sampingan berupa radikal bebas. Radikal bebas oksigen ini sangat cepat merusak jaringan-jaringan sel.

2. Kondisi lingkungan yang tidak sehat

Salah satu contohnya adalah asap dari kendaraan bermotor penyebab polusi yang sering kita jumpai.

3. Makanan berlemak

Konsumsi lemak yang berlebihan sangat berpotensi menghasilkan radikal bebas, khususnya lemak tidak jenuh ganda (contohnya mayonnaise) dan lemak hidrogenasi (contohnya margarin).

Untungnya, tubuh memiliki mekanisme pertahanan khusus yang dapat menangkal efek buruk radikal bebas, yakni antioksidan. Antioksidan adalah senyawa yang mempunyai struktur molekul yang dapat memberikan elektronnya kepada molekul radikal bebas tanpa terganggu fungsinya dan dapat memutus reaksi berantai radikal bebas.

Terdapat tiga macam antioksidan, yaitu:

1. Antioksidan yang dibuat oleh tubuh kita sendiri yang berupa enzim.

Contohnya: superoksida dismutase, glutathione peroxidase, perxidasi, dan katalase

2. Antioksidan alami

a. Vitamin E (Tokoferol)

Terdapat delapan bentuk Vitamin E, yaitu empat Tokoferol (Alfa, Beta, Gamma, dan Delta) serta empat Tokotrienol. Dari delapan bentuk tersebut, yang berfungsi sebagai antioksidan adalah Tokoferol Alfa.

Vitamin E (Tokoferol) banyak dijumpai dalam tumbuhan, seperti minyak bunga matahari, minyak zaitun, kacang-kacangan, biji gandum, dan sayuran hijau. Pada hewan seperti daging sapi, unggas, dan ikan jumlahnya agak terbatas. Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) tahun 2019 bahwa kebutuhan Vitamin E adalah 4 – 15 mg per hari, tergantung usia dan jenis kelamin.

b. Vitamin C (Asam Askorbat)

Vitamin C merupakan antioksidan yang tangguh. Vitamin C membantu menjaga kesehatan sel, meningkatkan penyerapan asupan zat besi, dan memperbaiki sistem kekebalan tubuh. Bagi pria, antioksidan ini memperbaiki mutu sperma, dengan cara mencegah radikal bebas merusak lapisan pembungkus sperma.

Sumber Vitamin C terutama berasal dari buah dan sayur, sedangkan makanan hewani pada umumnya bukan merupakan sumber Vitamin C. Contoh sumber Vitamin C adalah jeruk, jambu biji, belimbing, nanas, sirsak, daun singkong, daun katuk, dan daun kelor. Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) tahun 2019 bahwa kebutuhan Vitamin C adalah 40 – 90 mg per hari, tergantung usia dan jenis kelamin.

c. Vitamin A (Karotenoid)

Sumber utama Vitamin A adalah pigmen karotenoid dari tumbuhan dan retinil ester dari hewan. Senyawa ini diubah menjadi retinol (Vitamin A) dalam tubuh manusia.

Kata “karoten” berasal dari bahasa Latin yang berarti wortel (carrot), yaitu pigmen warna kuning dan oranye pada buah dan sayur. Karotenoid yang banyak dikenal adalah Beta-Karoten, disebut juga Pro-Vitamin A.

Contoh sumber Vitamin A dari hewani adalah ikan (salmon, tuna, makarel), udang, keju, telur, dan susu. Contoh sumber Pro-Vitamin A adalah wortel, tomat, pisang raja, pepaya, dan semangka. Vitamin A merupakan zat gizi esensial (tidak dapat diproduksi oleh tubuh) untuk penglihatan, pertumbuhan, reproduksi, Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) tahun 2019 bahwa kebutuhan Vitamin A adalah 375 – 600 mcg per hari, tergantung usia dan jenis kelamin.

d. Senyawa Fenolik

Senyawa fenolik adalah senyawa antioksidan yang berupa flavonoid, turunan asam sinamat, kumarin, tokoferol, dan asam-asam organik. Fungsi senyawa fenolik adalah sebagai penangkap radikal bebas. Tumbuhan yang termasuk senyawa fenolik sangat bagus sebagai antioksidan karena memiliki aroma yang menyegarkan. Contoh tumbuhan yang mengandung senyawa fenolik adalah jahe, bawang putih, teh, dan kunyit.

e. Anthosianin

Anthosianin adalah sekelompok zat berwarna kemerahan yang terdapat pada tumbuhan. Anthosianin dapat digunakan sebagai pewarna alami (warna merah, oranye, ungu, dan biru) karena memiliki pigmen yang kuat. Jenis gula yang ditemui pada molekul anthosianin adalah glukos, rhaminosa, galaktosa, xylosa, dan arabinose.

Anthosianin memiliki kandungan selenium dan iodin, sebagai substansi antikanker dan sebagai antioksidan yang dapat melindungi dari penyakit jantung. Contoh tumbuhan yang mengandung anthosianin adalah ubi jalar ungu dan stroberi.

f. Isoflavon

Isoflavon dapat ditemukan pada kacang-kacangan terutama kedelai, yang memiliki sifat estrogenik, antikarsinogenik, antiosteoporoisitik, antioksidan, dan dapat memperbaiki sindroma menopause.

Pada olahan kedelai (tempe) memiliki kandungan senyawa isoflavon dengan aktivitas antioksidan dan anti hemolitik. Isoflavon pada tempe dapat mencegah aktivitas sel menjadi sel kanker, memperbaiki metabolisme hormon steroid, menurunkan kolesterol dan trigleserida, melindungi sel-sel hati dari paparan senyawa beracun, memperlancar sirkulasi darah, membuat jantung bekerja lebih santai (antiadrenalin), mencegah ketidakteraturan denyut jantung, antiperadangan, mencegah kerusakan permukaan dinding pembuluh darah jantung dan dapat sekaligus memperbaikinya, serta mengikis endapan kolesterol pada dinding pembuluh darah jantung. Hasil olahan kedelai lain yang dapat menangkal kolesterol adalah minyak kedelai.

3. Antioksidan Sintetik (dibuat dari bahan-bahan kimia)

Contohnya yaitu Butylated Hydroxyanisole (BHA), BHT, TBHQ, PG, dan NDGA yang ditambahkan dalam makanan untuk mencegah kerusakan lemak.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Kumalaningsih, S. (2006). Antioksidan Alami. Surabaya: Trubus Agrisarana.

  2. Muchtadi, T., Sugiyono., Ayustaningwarno, F. (2010). Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Bandung: Alfabeta.

  3. Kementerian Kesehatan. 2019. Peraturan Menteri Kesehatan No. 28 Tahun 2019 tentang Angka Kecukupan Gizi. Jakarta.

Halimatus Sa’diyah A.Md.Gz
Ahli Gizi

16 JANUARI 2022

MENGAPA ANTIOKSIDAN PENTING BAGI KESEHATAN?

Setiap harinya, tubuh terpapar oleh radikal bebas, baik dari lingkungan atau makanan dan minuman yang dikonsumsi. Radikal bebas adalah atom atau molekul yang kehilangan pasangan elektronnya di permukaan kulit luarnya. Radikal bebas yang masuk dalam tubuh merusak sel-sel yang berakibat timbulnya Penyakit Jantung Koroner (PJK), kanker, katarak, dan penyakit degeneratif lainnya.

Radikal bebas dapat masuk dan terbentuk di dalam tubuh melalui beberapa hal, yaitu:

1. Melalui pernafasan

Dengan bernafas atau oksigen yang berlebihan saat olahraga terjadi reaksi yang kompleks dalam tubuh dan menghasilkan produk-produk sampingan berupa radikal bebas. Radikal bebas oksigen ini sangat cepat merusak jaringan-jaringan sel.

2. Kondisi lingkungan yang tidak sehat

Salah satu contohnya adalah asap dari kendaraan bermotor penyebab polusi yang sering kita jumpai.

3. Makanan berlemak

Konsumsi lemak yang berlebihan sangat berpotensi menghasilkan radikal bebas, khususnya lemak tidak jenuh ganda (contohnya mayonnaise) dan lemak hidrogenasi (contohnya margarin).

Untungnya, tubuh memiliki mekanisme pertahanan khusus yang dapat menangkal efek buruk radikal bebas, yakni antioksidan. Antioksidan adalah senyawa yang mempunyai struktur molekul yang dapat memberikan elektronnya kepada molekul radikal bebas tanpa terganggu fungsinya dan dapat memutus reaksi berantai radikal bebas.

Terdapat tiga macam antioksidan, yaitu:

1. Antioksidan yang dibuat oleh tubuh kita sendiri yang berupa enzim.

Contohnya: superoksida dismutase, glutathione peroxidase, perxidasi, dan katalase

2. Antioksidan alami

a. Vitamin E (Tokoferol)

Terdapat delapan bentuk Vitamin E, yaitu empat Tokoferol (Alfa, Beta, Gamma, dan Delta) serta empat Tokotrienol. Dari delapan bentuk tersebut, yang berfungsi sebagai antioksidan adalah Tokoferol Alfa.

Vitamin E (Tokoferol) banyak dijumpai dalam tumbuhan, seperti minyak bunga matahari, minyak zaitun, kacang-kacangan, biji gandum, dan sayuran hijau. Pada hewan seperti daging sapi, unggas, dan ikan jumlahnya agak terbatas. Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) tahun 2019 bahwa kebutuhan Vitamin E adalah 4 – 15 mg per hari, tergantung usia dan jenis kelamin.

b. Vitamin C (Asam Askorbat)

Vitamin C merupakan antioksidan yang tangguh. Vitamin C membantu menjaga kesehatan sel, meningkatkan penyerapan asupan zat besi, dan memperbaiki sistem kekebalan tubuh. Bagi pria, antioksidan ini memperbaiki mutu sperma, dengan cara mencegah radikal bebas merusak lapisan pembungkus sperma.

Sumber Vitamin C terutama berasal dari buah dan sayur, sedangkan makanan hewani pada umumnya bukan merupakan sumber Vitamin C. Contoh sumber Vitamin C adalah jeruk, jambu biji, belimbing, nanas, sirsak, daun singkong, daun katuk, dan daun kelor. Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) tahun 2019 bahwa kebutuhan Vitamin C adalah 40 – 90 mg per hari, tergantung usia dan jenis kelamin.

c. Vitamin A (Karotenoid)

Sumber utama Vitamin A adalah pigmen karotenoid dari tumbuhan dan retinil ester dari hewan. Senyawa ini diubah menjadi retinol (Vitamin A) dalam tubuh manusia.

Kata “karoten” berasal dari bahasa Latin yang berarti wortel (carrot), yaitu pigmen warna kuning dan oranye pada buah dan sayur. Karotenoid yang banyak dikenal adalah Beta-Karoten, disebut juga Pro-Vitamin A.

Contoh sumber Vitamin A dari hewani adalah ikan (salmon, tuna, makarel), udang, keju, telur, dan susu. Contoh sumber Pro-Vitamin A adalah wortel, tomat, pisang raja, pepaya, dan semangka. Vitamin A merupakan zat gizi esensial (tidak dapat diproduksi oleh tubuh) untuk penglihatan, pertumbuhan, reproduksi, Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) tahun 2019 bahwa kebutuhan Vitamin A adalah 375 – 600 mcg per hari, tergantung usia dan jenis kelamin.

d. Senyawa Fenolik

Senyawa fenolik adalah senyawa antioksidan yang berupa flavonoid, turunan asam sinamat, kumarin, tokoferol, dan asam-asam organik. Fungsi senyawa fenolik adalah sebagai penangkap radikal bebas. Tumbuhan yang termasuk senyawa fenolik sangat bagus sebagai antioksidan karena memiliki aroma yang menyegarkan. Contoh tumbuhan yang mengandung senyawa fenolik adalah jahe, bawang putih, teh, dan kunyit.

e. Anthosianin

Anthosianin adalah sekelompok zat berwarna kemerahan yang terdapat pada tumbuhan. Anthosianin dapat digunakan sebagai pewarna alami (warna merah, oranye, ungu, dan biru) karena memiliki pigmen yang kuat. Jenis gula yang ditemui pada molekul anthosianin adalah glukos, rhaminosa, galaktosa, xylosa, dan arabinose.

Anthosianin memiliki kandungan selenium dan iodin, sebagai substansi antikanker dan sebagai antioksidan yang dapat melindungi dari penyakit jantung. Contoh tumbuhan yang mengandung anthosianin adalah ubi jalar ungu dan stroberi.

f. Isoflavon

Isoflavon dapat ditemukan pada kacang-kacangan terutama kedelai, yang memiliki sifat estrogenik, antikarsinogenik, antiosteoporoisitik, antioksidan, dan dapat memperbaiki sindroma menopause.

Pada olahan kedelai (tempe) memiliki kandungan senyawa isoflavon dengan aktivitas antioksidan dan anti hemolitik. Isoflavon pada tempe dapat mencegah aktivitas sel menjadi sel kanker, memperbaiki metabolisme hormon steroid, menurunkan kolesterol dan trigleserida, melindungi sel-sel hati dari paparan senyawa beracun, memperlancar sirkulasi darah, membuat jantung bekerja lebih santai (antiadrenalin), mencegah ketidakteraturan denyut jantung, antiperadangan, mencegah kerusakan permukaan dinding pembuluh darah jantung dan dapat sekaligus memperbaikinya, serta mengikis endapan kolesterol pada dinding pembuluh darah jantung. Hasil olahan kedelai lain yang dapat menangkal kolesterol adalah minyak kedelai.

3. Antioksidan Sintetik (dibuat dari bahan-bahan kimia)

Contohnya yaitu Butylated Hydroxyanisole (BHA), BHT, TBHQ, PG, dan NDGA yang ditambahkan dalam makanan untuk mencegah kerusakan lemak.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Kumalaningsih, S. (2006). Antioksidan Alami. Surabaya: Trubus Agrisarana.

  2. Muchtadi, T., Sugiyono., Ayustaningwarno, F. (2010). Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Bandung: Alfabeta.

  3. Kementerian Kesehatan. 2019. Peraturan Menteri Kesehatan No. 28 Tahun 2019 tentang Angka Kecukupan Gizi. Jakarta.

Halimatus Sa’diyah A.Md.Gz
Ahli Gizi

DPC PERSAGI KOTA MALANG

Jl. Sisingamangaraja 42 Malang 65123

Jawa Timur – Indonesia

KONTAK KAMI

Contact Person:

0812-3398-8703 (Dewi)

0877-5986-8348 (Annisa)

Email: 

dpcpersagikotamalang@gmail.com

KERJASAMA

HUBUNGI KAMI UNTUK KERJASAMA