KECUKUPAN GIZI BAGI IBU ITU PENTING

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa status gizi ibu tidak hanya memberikan dampak terhadap status kesehatan dan resiko kematian dirinya, melainkan juga terhadap keberlangsungan hidup dan perkembangan janin yang dikandungnya. Dampak lebih jauh lagi yaitu terhadap pertumbuhan janin sampai usia dewasa. Dengan demikian, gizi ibu menentukan kualitas sumber daya manusia. Intervensi meningkatkan kesehatan dan gizi wanita usia subur dinilai cukup strategis untuk memutus siklus kurang gizi antar generasi. Banyak penelitian telah membuktikan bahwa intervensi perbaikan status gizi ibu sebelum kehamilan lebih efektif daripada suplementasi selama kehamilan.

Berikut ini beberapa kasus kurang gizi pada ibu, di antaranya:

  1. Kurang Energi Kronis (KEK)

Kurang Energi Kronis (KEK) terjadi akibat ketidakseimbangan antara asupan energi untuk memenuhi kebutuhan dengan pengeluaran energi. Penyebab Kurang Energi Kronis (KEK) di antaranya adalah kurangnya ketersediaan pangan di tingkat rumah tangga (ekonomi) serta beban kerja ibu yang berat tidak sebanding dengan asupan yang dikonsumsi.

  1. Anemia Defisiensi Zat Besi (Fe)

Anemia disebabkan rendahnya asupan zat besi (Fe). Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti konsumsi zat besi (Fe) dari sumber hewani (Heme) yang rendah, konsumsi makanan yang mengandung fitat (serat) dan polifenol (teh dan kopi), adanya penyakit cacingan, serta kurang konsumsi protein dan Vitamin C.

  1. Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY)

Penyebab Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY) adalah kurangnya asupan yodium dan tingginya asupan makanan yang mengandung goitrogen. Kejadian tersebut sering ditemukan pada daerah endemis Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY).

  1. Kurang Vitamin A (KVA)

Kurang Vitamin A (KVA) dikaitkan dengan asupan makanan yang mengandung Vitamin A rendah, frekuensi penyakit infeksi tinggi, serta siklus reproduksi. Selain itu, kurangnya konsumsi protein juga berpengaruh karena diperlukan untuk mengikat Vitamin A di dalam tubuh. Kebutuhan Vitamin A meningkat pada kondisi infeksi, pertumbuhan pesat (bayi, balita, remaja), serta pada masa kehamilan.

Peningkatan status gizi pada remaja puteri dan wanita dewasa dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:

  1. Perbaikan perilaku reproduksi

Secara umum perbaikan perilaku reproduksi meliputi “pencegahan empat terlalu”, yaitu terlalu muda, terlalu banyak anak, terlalu dekat, dan terlalu tua.

  • Penundaan kehamilan pertama (hamil tidak di bawah usia 20 tahun) karena pertumbuhan linier dan rongga panggul baru selesai setelah seorang remaja puteri mencapai usia 20 tahun.
  • Menjaga jarak kelahiran (paling tidak 2 tahun) karena status gizi ibu belum pulih sebelum 2 tahun pasca persalinan.
  • Mempunyai jumlah anak secukupnya (2 anak cukup).
  • Pencegahan dan pengobatan penyakit infeksi seksual.
  1. Pencegahan dan penanganan Kurang Energi Kronis (KEK)
  • Peningkatan variasi dan jumlah makanan
  • Tidak ada satupun jenis makanan yang mengandung zat gizi secara lengkap. Oleh karena itu, diperlukan konsumsi makanan yang beragam. Selain itu, kebutuhan ibu hamil dan menyusui meningkat sehingga jumlah konsumsi makanan harus ditambah.
  • Mengurangi beban kerja pada wanita (terutama ibu hamil).
  1. Makronutrien

Makronutrien berupa karbohidrat, protein, dan lemak. Karbohidrat dan lemak berfungsi sebagai sumber energi. Sedangkan protein berfungsi sebagai zat pembangun  (perkembangan sel). Selain itu, kebutuhan makronutrien yang cukup dapat mencegah terjadinya Kurang Energi Kronis (KEK).

  1. Mikronutrien
  • Zat Besi (Fe)

Suplementasi zat besi (Fe) pada wanita usia subur dan ibu hamil memiliki dampak positif terhadap outcome kehamilan. Wanita usia subur dan ibu hamil perlu meningkatkan konsumsi zat besi (Fe) dari sumber hewani (Heme), mengurangi konsumsi makanan yang mengandung fitat (serat) dan polifenol (teh dan kopi), serta konsumsi protein dan Vitamin C. Melakukan pengobatan terhadap penyakit yang merupakan faktor penyebab anemia defisiensi zat besi (Fe), seperti cacingan.

  • Vitamin C

Vitamin C diperlukan untuk kesehatan gigi, gusi, tulang, serta membantu penyerapan zat besi.

  • Vitamin A

Suplementasi Vitamin A diperlukan karena konsumsi melalui makanan saja tidak cukup. Perlu diversifikasi makanan (konsumsi makanan yang beragam) untuk mendapatkan Vitamin A.

  • Yodium

Konsumsi garam beryodium adalah cara yang paling aman untuk mengatasi Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY). Suplementasi dapat dilakukan jika memang dibutuhkan.

  • Kalsium

Kalsium berfungsi untuk menguatkan tulang dan gigi. Ibu hamil memerlukan kalsium untuk membangun tulang dan gigi janin. Selain itu, kalsium berperan dalam membantu tubuh Anda mengatur cairan, membantu kerja fungsi saraf dan kontraksi otot.

  • Vitamin D

Vitamin D untuk kesehatan tulang dan gigi, serta membantu penyerapan kalsium.

  1. Perilaku higienis

Perilaku higienis penting untuk mengurangi terjadinya penyakit infeksi yang merupakan faktor resiko kurang gizi. Berikut beberapa perilaku higienis, yaitu:

  • Cuci tangan pakai sabun.
  • Jamban yang sehat.
  • Menggunakan alas kaki.
  1. Kehamilan dan menyusui
  • Menambah asupan makanan saat hamil dan menyusui sesuai Angka Kecukupan Gizi (AKG) yaitu perlu tambahan energi sebesar 180 – 400 kkal. Terpenuhinya kebutuhan gizi ibu selama hamil dapat mencegah resiko stunting pada anak.
  • Konsumsi tablet tambah darah untuk wanita usia subur dan ibu hamil. Kebutuhan zat besi untuk wanita usia subur menurut Angka Kecukupan Gizi (AKG) adalah 26 mg. Sedangkan tambahan kebutuhan zat besi untuk ibu hamil menurut Angka Kecukupan Gizi (AKG) adalah 6 – 13 mg.
  • Mengurangi beban kerja ibu hamil.
  • Pemberian obat cacing berkala.
  • Konsumsi Vitamin A dosis tinggi (200.000 IU) untuk ibu nifas. Selain untuk mempercepat pemulihan pasca melahirkan, Vitamin A dibutuhkan untuk bayi yang didapatkan dari ASI.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. (2014). Gizi dan Kesehatan Masyarakat, cet. ke-9. Raja Grafindo Persada, Jakarta. 341 hal.

  2. Patimah, S. (2014). Gizi Remaja Putri Plus 1000 Hari Pertama Kehidupan. Bandung: Refika Aditama.

  3. Kementerian Kesehatan. 2019. Peraturan Menteri Kesehatan No. 28 Tahun 2019 tentang Angka Kecukupan Gizi. Jakarta.

  4. Nareza, Meva. 2022. “Pentingnya Memenuhi Kebutuhan Gizi Ibu Hamil”, https://www.alodokter.com/obesitas, diakses pada  2 April 2022 pukul 09.45.

Halimatus Sa'diyah, A.Md.Gz
Ahli Gizi

KECUKUPAN GIZI BAGI IBU ITU PENTING

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa status gizi ibu tidak hanya memberikan dampak terhadap status kesehatan dan resiko kematian dirinya, melainkan juga terhadap keberlangsungan hidup dan perkembangan janin yang dikandungnya. Dampak lebih jauh lagi yaitu terhadap pertumbuhan janin sampai usia dewasa. Dengan demikian, gizi ibu menentukan kualitas sumber daya manusia. Intervensi meningkatkan kesehatan dan gizi wanita usia subur dinilai cukup strategis untuk memutus siklus kurang gizi antar generasi. Banyak penelitian telah membuktikan bahwa intervensi perbaikan status gizi ibu sebelum kehamilan lebih efektif daripada suplementasi selama kehamilan.

Berikut ini beberapa kasus kurang gizi pada ibu, di antaranya:

  1. Kurang Energi Kronis (KEK)

Kurang Energi Kronis (KEK) terjadi akibat ketidakseimbangan antara asupan energi untuk memenuhi kebutuhan dengan pengeluaran energi. Penyebab Kurang Energi Kronis (KEK) di antaranya adalah kurangnya ketersediaan pangan di tingkat rumah tangga (ekonomi) serta beban kerja ibu yang berat tidak sebanding dengan asupan yang dikonsumsi.

  1. Anemia Defisiensi Zat Besi (Fe)

Anemia disebabkan rendahnya asupan zat besi (Fe). Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti konsumsi zat besi (Fe) dari sumber hewani (Heme) yang rendah, konsumsi makanan yang mengandung fitat (serat) dan polifenol (teh dan kopi), adanya penyakit cacingan, serta kurang konsumsi protein dan Vitamin C.

  1. Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY)

Penyebab Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY) adalah kurangnya asupan yodium dan tingginya asupan makanan yang mengandung goitrogen. Kejadian tersebut sering ditemukan pada daerah endemis Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY).

  1. Kurang Vitamin A (KVA)

Kurang Vitamin A (KVA) dikaitkan dengan asupan makanan yang mengandung Vitamin A rendah, frekuensi penyakit infeksi tinggi, serta siklus reproduksi. Selain itu, kurangnya konsumsi protein juga berpengaruh karena diperlukan untuk mengikat Vitamin A di dalam tubuh. Kebutuhan Vitamin A meningkat pada kondisi infeksi, pertumbuhan pesat (bayi, balita, remaja), serta pada masa kehamilan.

Peningkatan status gizi pada remaja puteri dan wanita dewasa dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:

  1. Perbaikan perilaku reproduksi

Secara umum perbaikan perilaku reproduksi meliputi “pencegahan empat terlalu”, yaitu terlalu muda, terlalu banyak anak, terlalu dekat, dan terlalu tua.

  • Penundaan kehamilan pertama (hamil tidak di bawah usia 20 tahun) karena pertumbuhan linier dan rongga panggul baru selesai setelah seorang remaja puteri mencapai usia 20 tahun.
  • Menjaga jarak kelahiran (paling tidak 2 tahun) karena status gizi ibu belum pulih sebelum 2 tahun pasca persalinan.
  • Mempunyai jumlah anak secukupnya (2 anak cukup).
  • Pencegahan dan pengobatan penyakit infeksi seksual.
  1. Pencegahan dan penanganan Kurang Energi Kronis (KEK)
  • Peningkatan variasi dan jumlah makanan
  • Tidak ada satupun jenis makanan yang mengandung zat gizi secara lengkap. Oleh karena itu, diperlukan konsumsi makanan yang beragam. Selain itu, kebutuhan ibu hamil dan menyusui meningkat sehingga jumlah konsumsi makanan harus ditambah.
  • Mengurangi beban kerja pada wanita (terutama ibu hamil).
  1. Makronutrien

Makronutrien berupa karbohidrat, protein, dan lemak. Karbohidrat dan lemak berfungsi sebagai sumber energi. Sedangkan protein berfungsi sebagai zat pembangun  (perkembangan sel). Selain itu, kebutuhan makronutrien yang cukup dapat mencegah terjadinya Kurang Energi Kronis (KEK).

  1. Mikronutrien
  • Zat Besi (Fe)

Suplementasi zat besi (Fe) pada wanita usia subur dan ibu hamil memiliki dampak positif terhadap outcome kehamilan. Wanita usia subur dan ibu hamil perlu meningkatkan konsumsi zat besi (Fe) dari sumber hewani (Heme), mengurangi konsumsi makanan yang mengandung fitat (serat) dan polifenol (teh dan kopi), serta konsumsi protein dan Vitamin C. Melakukan pengobatan terhadap penyakit yang merupakan faktor penyebab anemia defisiensi zat besi (Fe), seperti cacingan.

  • Vitamin C

Vitamin C diperlukan untuk kesehatan gigi, gusi, tulang, serta membantu penyerapan zat besi.

  • Vitamin A

Suplementasi Vitamin A diperlukan karena konsumsi melalui makanan saja tidak cukup. Perlu diversifikasi makanan (konsumsi makanan yang beragam) untuk mendapatkan Vitamin A.

  • Yodium

Konsumsi garam beryodium adalah cara yang paling aman untuk mengatasi Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY). Suplementasi dapat dilakukan jika memang dibutuhkan.

  • Kalsium

Kalsium berfungsi untuk menguatkan tulang dan gigi. Ibu hamil memerlukan kalsium untuk membangun tulang dan gigi janin. Selain itu, kalsium berperan dalam membantu tubuh Anda mengatur cairan, membantu kerja fungsi saraf dan kontraksi otot.

  • Vitamin D

Vitamin D untuk kesehatan tulang dan gigi, serta membantu penyerapan kalsium.

  1. Perilaku higienis

Perilaku higienis penting untuk mengurangi terjadinya penyakit infeksi yang merupakan faktor resiko kurang gizi. Berikut beberapa perilaku higienis, yaitu:

  • Cuci tangan pakai sabun.
  • Jamban yang sehat.
  • Menggunakan alas kaki.
  1. Kehamilan dan menyusui
  • Menambah asupan makanan saat hamil dan menyusui sesuai Angka Kecukupan Gizi (AKG) yaitu perlu tambahan energi sebesar 180 – 400 kkal. Terpenuhinya kebutuhan gizi ibu selama hamil dapat mencegah resiko stunting pada anak.
  • Konsumsi tablet tambah darah untuk wanita usia subur dan ibu hamil. Kebutuhan zat besi untuk wanita usia subur menurut Angka Kecukupan Gizi (AKG) adalah 26 mg. Sedangkan tambahan kebutuhan zat besi untuk ibu hamil menurut Angka Kecukupan Gizi (AKG) adalah 6 – 13 mg.
  • Mengurangi beban kerja ibu hamil.
  • Pemberian obat cacing berkala.
  • Konsumsi Vitamin A dosis tinggi (200.000 IU) untuk ibu nifas. Selain untuk mempercepat pemulihan pasca melahirkan, Vitamin A dibutuhkan untuk bayi yang didapatkan dari ASI.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. (2014). Gizi dan Kesehatan Masyarakat, cet. ke-9. Raja Grafindo Persada, Jakarta. 341 hal.

  2. Patimah, S. (2014). Gizi Remaja Putri Plus 1000 Hari Pertama Kehidupan. Bandung: Refika Aditama.

  3. Kementerian Kesehatan. 2019. Peraturan Menteri Kesehatan No. 28 Tahun 2019 tentang Angka Kecukupan Gizi. Jakarta.

  4. Nareza, Meva. 2022. “Pentingnya Memenuhi Kebutuhan Gizi Ibu Hamil”, https://www.alodokter.com/obesitas, diakses pada  2 April 2022 pukul 09.45.

Halimatus Sa'diyah, A.Md.Gz
Ahli Gizi

DPC PERSAGI KOTA MALANG

Jl. Sisingamangaraja 42 Malang 65123

Jawa Timur – Indonesia

KONTAK KAMI

Contact Person:

0812-3398-8703 (Dewi)

0877-5986-8348 (Annisa)

Email: 

dpcpersagikotamalang@gmail.com

KERJASAMA

HUBUNGI KAMI UNTUK KERJASAMA